Kamis, 04 Maret 2010

HOSPITAL IN LOVE ….

“Huuh,, capek sekali hari ini..” Aku mengeluh sembari menyandarkan bahuku di sofa dalam ruang kerjaku. Sesaat mataku membidik pada satu arah, ya, itu sebuah foto, - bukan gambar diri, hanya saja selembar foto yang ku bingkai rapi ini sangat berarti buatku. “Sedang apa kamu disana Zahra?” Aku bicara lirih.

Ya, Zahra.. wanita ini yang ada di foto itu. “Zahra, kapan ya kira-kira kita bisa ketemu lagi? Andai waktu itu aku bisa menolong kamu..” Selalu saja kata-kata penuh sesal itu yang kuucap saat memandang lembaran gambar dirinya. Sejenak pikiranku melayang ke masa itu, aku merasa sangat bodoh, sangat tak berguna. Saat Zahra kecelakaan aku tak berguna di sisinya. Aku hanya bisa memandang lesu. Karna waktu itu aku belum seperti sekarang yang sudah mendapat gelar Dokter. Sesaat aku lupa bahwa aku sedang di ruang kerja, pikiranku hanya tertuju pada ingatan masa lalu.

-------

“Maaf menggangu istirahat anda doker Vino !” Tiba-tiba suster maria membuyarkan lamunanku. “Ada apa suster?” aku tersentak - “Barusan saja ada seorang remaja wanita yang masuk UGD, lukanya sangat parah dok! Dia perlu bantuan anda!”. - Wajahnya yang mulai mengeriput terlihat semakin menekuk- . “Sekarang ambil semua alat yang dibutuhkan ! sekarang saya akan segera kesana !” Aku langsung menyambar jas putih di atas sofa dan berlari menuju ruang UGD. Saat kubuka pintu masuk UGD, aku melihat sesosok remaja terbaring tak berdaya sedang dikelilingi para perawat, bajunya yang mirip seragam SMA berlumuran darah. Hingga saat ku melihat wajahnya, ada sesuatu yang membuatku begitu terkejut !!!

“Astaga ! ini nggak mungkin ! apa maksud dari semua ini?” Hatiku mencelos. Rasanya seperti ada yang menghantam perutku dengan batu. “Dokter! Apa yang anda lakukan? Tak seharusnya anda melamun di depan orang yang sedang sekarat! Cepat lakukan sesuatu dok !” “iya dok, sebelum terlambat!”. Apa yang aku lakukan? Bodohnya aku ! . “Ayo cepat! Bantu saya!”.

-------

Aku melenggang lemas ke ruang kerjaku setelah operasi tadi. Tapi masih saja sesekali aku menggumam tak percaya tentang kejadian tadi. “Apa aku ngga salah liat? Ini mustahil !” Aku terus saja menggumam. “Aku harus tau siapa sebenarnya anak itu?”

-------

“Gimana sus, apa kondisi anak itu sudah membaik?” Aku masuk tanpa permisi ke ruang perawatan, terlihat suster maria terkejut. “Sudah lebih baik dibanding kemarin. Tapi dia masih koma dok,” -Suster paruh baya itu terlihat iba-. “Oiya dok, saya permisi dulu, mau mengambil obat buat Alya” . “Hah? Alya?” aku mengerutkan dahi. “Iya, gadis malang ini namanya Alya”.

-------

“Ngga salah lagi, dia memang benar-benar mirip”. Kuperhatikan betul setiap garis wajahnya. Entah ini memang benar, atau hanya perasaanku saja, tetapi dia sangat mirip dengan Zahra !

-------

“Assalamu’alaikum! Apa benar anda dokter Vino?” Seorang wanita yang sudah berumur muncul dari balik pintu. “Ya, ada apa ya?” Aku menjawab dengan nada terhalusku. “ah, anda telihat lebih muda dari perkiraan saya” -- “umur saya memang baru 27 tahun” Aku bicara dengan bangga. “wah, anda dokter muda yang hebat! Saya mau Tanya, apa betul anda yang menolong anak saya kemarin?” “maaf bu, siapa yang anda maksud?” aku mengerutkan dahi. “dia dok, Alya. Kemarin dia kecelakaan sewaktu pulang dari sekolah. Saat hendak menyebrang, dia tertabrak mobil dari arah samping. Jujur, kemarin saya khawatir sekali. Lukanya sangat parah!”. -Ohh, jadi dialah ibunya. Kebetulan sekali ! aku ingin bicara banyak tentang Alya.- “Mari bu! Saya perlu bicara dengan ibu, mari ke ruangan saya”

-------

“Kemarin dia mengalami pendarahan yang cukup parah bu. Untung saja dia segera dibawa kemari. Sebab, kalau tidak, saya tidak tau apa yang akan terjadi” aku mengawali pembicaraan. “ iya dok, maka dari itu saya mempercayakan anak saya pada dokter di rumah sakit ini. Saya percaya pada anda dok. Tolong Bantu anak saya dok”. – “ya, bu. Saya akan merawat dia dengan sebaik mungkin”. Ya tentu saja. Selain karna dia mirip Zahra, juga karna aku ingin mengenalnya lebih jauh……

-------

to be continued ….

Ai Wulandari

0 komentar:

Posting Komentar