Minggu, 20 Maret 2011

“BELIEVE IN YOUR PROMISE” [part 1]

CAST :
• Me as Kim Jeo Eun
• Kim Heechul
• Kim kibum

Udara dingin pagi ini terasa begitu menusuk tulangku. Sesaat aku mengerjapkan mata dan kulihat langit mendung diluar jendela kamarku. “HAHA, tak kusangka Tuhan masih memberikanku hidup” ucapku sinis. Aku berniat merubah posisiku menjadi setengah duduk, namun… “aww..” aku memekik kesakitan sembari memegang perutku. Rasa sakit ini selalu menjadi yang pertama kali menyambutku di pagi hari. Sambil terus memegangi perut, aku berjalan gontai keluar kamar. Dan ketika mengetahui keadaan rumah yang sepi, aku langsung saja kabur keluar rumah. Di luar udara terasa begitu dingin karna angin pagi ini memang cukup kencang. Ditambah lagi aku hanya mengenakan piama. Aku tak peduli . Toh sebentar lagi aku juga akan mati !. kuambil bola basketku dan mulai berlarian di halaman sambil memantul-mantulkan bolaku, sesekali aku menendangnya keras. Tingkahku sudah seperti anak sehat saja. Sampai pada akhirnya aku melemparkan bola basketku dengan sangat keras ke tembok dan malah balik memantul ke arahku , terkena perutku. Dan gelap . . . .
---------------------------------------------
“dimana aku? umma, kenapa kau menangis?” aku menyipitkan mataku untuk mempertajam penglihatan.
“ kau ini, dasar anak nakal ! ” umma membentakku.
“sudah tau sakit malah keluar dan main basket ! sekarang rasakan sendiri akibatnya !” omelnya sambil terus menangis.
“tapi umma, baru 2 minggu yang lalu aku keluar rumah sakit, kenapa sekarang aku harus masuk rumah sakit lagi ?”
“ itu karna salahmu sendiri ! ” aku hanya bisa meringis kecil.
“ ehem…” kudengar suara orang berdeham dan kulihat dokter kibum muncul dari balik pintu. Aku sangat mengenalnya, karna dialah yang menanganiku selama 3 tahun terakhir ini.
“ah dokter kibum. Bagaimana hasil lab nya? “ umma menghapus airmatanya.
Terlihat dokter kibum menghela napas sejenak sebelum menjawab.
“sebaiknya kita membicarakan hal ini di ruangan saya saja”
“baiklah dok, tunggu sebentar. Kau, baik baiklah disini sampai umma kembali !” aku hanya mengangguk kecil.
---------------------------------------------

Aku tipe anak yang tidak bisa diam, yaah meskipun aku sedang sakit. Aku bergerak turun dari ranjang dan melesat keluar kamar, melenggang menyusuri koridor rumah sakit yang sepi sampai akhirnya aku sampai di taman belakang rumah sakit. Disinilah tempat biasanya pasien diajak keluar sekadar untuk menghirup udara segar atau bisa juga untuk tempat pelarian pasien yang bosan sepertiku (hehe). Aku mengedarkan pandanganku ke segala penjuru sampai pada akhirnya aku menemukan dua buah ayunan. Tanpa pikir panjang lagi aku langsung berjalan kesana dan menduduki sebuah ayunan yang masih kosong. Kuayunkan kakiku agar ayunan ini dapat bergerak. Aku mulai asik sendiri dan menikmati terpaan angin di wajahku tanpa menyadari seseorang di ayunan sebelah sedang memperhatikanku.
“Hey kau, apa kau tidak takut mati? Kenapa kau terlihat begitu bahagia?”
Kuhentikan ayunanku dan menoleh padanya. Dalam beberapa detik dia memandangku sinis.
“TIDAK. Aku malah menginginkannya” jawabku mantap.
“ kenapa? ”
aku menatapnya lekat – lekat
“ hmm.. kupikir rasa sakit saat mati itu akan lebih singkat daripada rasa sakitku yang terus menerus kurasakan sepanjang hidupku ”
“ah.. kau benar. Memangnya kau sakit apa ?”
“ ada kista di kedua ginjalku ” aku tersenyum getir. “kenapa kau menanyakan hal seperti tadi ? Kau takut ? ”
“ euhm, ne.. tadinya aku merasa sangat takut. Karna aku belum bisa membahagiakan seseorang sepanjang hidupku ” jawabnya sambil menunduk.
“ Sudahlah… kenalkan, Kim Jeo Eun imnida ” kuulurkan tanganku dan kukembangkan senyumku. Awalnya dia terlihat agak ragu, namun akhirnya ia membalas uluran tanganku dan tersenyum manis. Sangat manis . . .
“Kim Heechul imnida.. sekarang kita teman kan?” aku mengangguk senang.
“ berapa umurmu ? ” sambungnya
“ 16 tahun, memangnya kenapa ? ”
“ aku 18 tahun. Jadi mulai sekarang kau harus memangilku oppa ” ia tersenyum manja dan terlihat seperti anak kecil 
“ baiklah, heechul oppa ”
“ nah bagus.. kau penghuni disini juga kan ? Kau menginap di kamar nomor berapa ? ”
“ kau bisa mengunjungiku di kamar nomor 101, kau sendiri ? ”
“ aku dikamar nomor 135 ” Ia mendongakkan kepalanya dan menikmati terpaan angin yang membelai wajahnya karna sekarang ia mulai berayun.
“ agasshi.. sudah waktunya untuk minum obat ” tiba-tiba seorang wanita paruh baya muncul dan menepuk halus pundak heechul oppa. Dia memandangku sekilas, heechul menghentikan ayunannya dan seolah tau arti pandangan itu.
“hmm.. ahjumma, kenalkan dia teman baruku ” aku bangkit dan membungkukkan tubuhku. “ kenalkan, kim jeo eun imnida ”
“ senang bertemu denganmu jeo eun… wah rupanya tuan muda tidak akan kesepian lagi” ucapnya sambil mengelus rambut heechul.
Tuan muda ? berarti dia anak orang kaya dong. . .
Kesepian ? hmm . . rupanya dia sama sepertiku. Anak-anak yang sebaya denganku tidak ada yang mau berteman denganku karena aku yang sakit-sakitan dan karna sikapku yang dingin
“Jeo eun, aku kembali dulu ya . . tapi sebelum itu kau harus berjanji dulu padaku untuk bertemu tiap hari disini, arasseo ?” ia mengacungkan kelingkingnya.
“Ne, arasseo ..” jawabku sambil melingkarkan kelingkingku padanya. Dia hanya tersenyum manja dan mengacak kecil rambutku. Aku rasa pipiku mulai memerah . . . .

---------------------------------------------

Hari demi hari kulalui di rumah sakit ini. Umma ku tidak setiap saat menjagaku karna ia harus tetap menjaga rumah dan mengurus appa-ku. Dan saat seperti itu kumanfaatkan untuk bertemu dengan heechul oppa 
Aku merasa tubuhku semakin lemah . . rasa sakit di perutku juga semakin menjadi-jadi. Umma bilang bahwa kista di ginjalku semakin bertambah besar dan ganas. Alhasil ginjalku pun semakin tak berdaya untuk melakukan ekskresi. Aku slalu merasakan sakit yang luar biasa saat hendak buang air kecil, dan aku pun sangat jarang berkeringat. Itu smua karna racun di dalam tubuhku yang semakin menumpuk sedangkan ginjalku sangat kewalahan untuk melakukan ekskresi sekaligus melawan ganasnya kista ! Sudah 3 tahun aku menunggu donor ginjal tapi tak kunjung kudapatkan. Umma-ku memiliki ginjal yang cocok denganku, namun ia tak bisa mendonorkan ginjalnya karena ia sendiri pun sering sakit-sakitan. Jadi, inilah nasibku. . . Hanya bisa menunggu. Pasrah menunggu donor ginjal yang tak jelas kapan datangnya, dan menunggu ajal yang semakin lama semakin mendekatiku. . .

---------------------------------------------


Seperti beberapa hari belakangan, hari ini aku telah berjanji dengan heechul oppa untuk bertemu di taman belakang, namun sudah 1 jam menunggu ia tak kunjung datang. Sejak awal bertemu, kami memang semakin akrab saja. Dia semakin banyak tertawa dan dia pun tidak terlihat selemah waktu pertama kali kita bertemu. Dia sering bercerita tentang keluarganya. Ia bilang bahwa ibunya telah meninggal saat melahirkannya dan kini ia tinggal bersama ayah dan ibu tiri beserta saudara tirinya bernama Kyuhyun. Namun karna ayahnya sering pergi keluar negeri untuk masalah bisnis, sejak kecil ia jadi lebih dekat dengan perawatnya. Ya… ahjumma yang waktu itu menjemputnya. Satu hal yang belum kuketahui darinya, yaitu tentang penyakitnya. Ia slalu mengalihkan perhatian sambil bertindak sok kuat saat aku menanyakan tentang kondisi dan penyakitnya. Dia Cuma memberi tahuku bahwa kita itu sama parahnya. Sama sama sudah akut.

---------------------------------------------


“hey, apa kau sudah lama menungguku ? ” tiba-tiba ia datang dengan wajah innocent-nya dan membuyarkan lamunanku.
“ ah, oppa . . kenapa kau lama sekali ? ” aku mengerucutkan bibirku
“hehe, jeongmal mianhae~ dokter harus memeriksaku dulu”
“kenapa kau tak bilang dari kemarin? 1 jam lebih aku menunggumu ! sudahlah, aku capek. . “ aku pura-pura marah dan meninggalkannya yang memaku. Setelah beberapa langkah berjalan, kucoba menoleh kebelakang , namun tak ada siapapun di belakangku.
“ ah oppa, kenapa kau tak mengejarku ? ”  aku menggerutu.
Kupikir dia sudah kembali ke kamarnya, jadi kuputuskan untuk duduk sendirian di bangku taman saja. Mood-ku benar-benar sudah berubah jadi jelek saat ini. Aku merasa sangat kesepian . .
Aku benci saat dia membuyarkan lamunanku, aku benci caranya meninggalkanku, aku benci saat heechul oppa tak disampingku. Dia satu-satunya temanku sekaligus oppaku. Mungkinkah aku menyukainya? Entahlah. . . Yang jelas aku ingin slalu bersamanya. Dia hadiah paling manis yang Tuhan berikan dalam hidupku yang pahit ini.Aku mendongakkan kepalaku dan menatap langit. Tak terasa pipiku sudah basah oleh airmata yang sedari tadi membuncah.
Tiba-tiba kurasakan tangan seseorang mendekapku kencang dari belakang, mungkin lebih tepatnya setengah mencekik. Aku menoleh dan melihat heechul oppa sedang tertawa jahil. Ia berhenti tertawa ketika menyadari pipiku basah. Ia duduk disampingku dan menatapku serius.
“kau lihat ini…” ia menyodorkan setangkai mawar kuning padaku, entah darimana ia mendapatkannya.
“ mawar ini berwarna kuning. Warnanya cerah dan ceria, meskipun tak sebagus dan sesegar mawar merah diluar sana. Warna kuning ini melambangkan ketulusan dan keceriaan. Dan ini sudah cukup indah bagiku. Tadinya mawar ini ingin kuberikan padamu karna kurasa mawar ini menggambarkan dirimu..Namun kenapa kau sekarang menangis ? Kau tak akan secerah mawar ini lagi jika menangis” ia menghapus airmataku dan mendekapku masuk dalam pelukannya.
“ a a aku hanya takut kehilanganmu oppa ” Ucapku sembari sesenggukan dalam pelukannya.
“ kau tak perlu menangis, karna selamanya aku akan slalu disampingmu apapun yang terjadi, yaa selamanya..” aku membiarkannya mengecup lembut ujung kepalaku. Aku merasa sangat nyaman dan hangat.
“ berjanjilah padaku ! kau tak akan menangis lagi apapun yang terjadi.. komohon.. Arasseo ? ” ia melepaskan pelukannya dan menatapku nanar.
“ tapi oppa….”
“ kumohon..” ia memelas mengepal kedua tanganku
“Ne, arasseo oppa. Sekarang berikan mawarnya padaku . haha” aku mengambil mawar dari tangannya dan meresapi semua kata yang tadi oppa katakan. Sampai pada akhirnya sesuatu mengejutkanku…

---------------------------------------------